Malam ini pukul 22:00, fokus pasar keuangan global akan berkumpul di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat. Ketua Federal Reserve (FED) Powell akan memberikan pidato utama terakhirnya selama masa jabatannya di konferensi tahunan bank sentral global. Pidato ini akan berfokus pada prospek ekonomi Amerika Serikat dan tinjauan kerangka kebijakan moneter, yang bukan hanya merupakan ringkasan dari delapan tahun masa jabatan Powell, tetapi juga analisis mendalam tentang evolusi kebijakan FED.
Salah satu kebijakan paling mencolok selama masa jabatan Powell adalah penerapan sistem target inflasi rata-rata yang fleksibel selama pandemi pada tahun 2020. Keputusan ini memungkinkan tingkat inflasi untuk sementara melampaui target 2%, tetapi kemudian menyebabkan inflasi melonjak di atas 10%, memaksa Bank Sentral untuk memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif.
Pada konferensi Jackson Hole tahun lalu, pidato Powell memicu reaksi hebat di pasar global. Dia mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan segera terjadi, pernyataan ini secara langsung mendorong tindakan penurunan suku bunga pada bulan September, yang memicu rebound kuat di pasar saham global.
Tahun ini situasinya cukup mirip dengan tahun lalu. The Federal Reserve (FED) telah mempertahankan suku bunga tetap sejak awal tahun, dan pasar secara umum mengharapkan bahwa pertemuan kebijakan moneter pada bulan September mungkin akan menjadi titik balik. Namun, berbeda dengan tahun lalu, ekonomi Amerika saat ini masih menunjukkan kekuatan, dan tekanan inflasi tetap ada. Ini membuat Powell mungkin akan lebih berhati-hati dalam pidatonya kali ini.
Mengingat situasi ekonomi saat ini, Powell kemungkinan besar tidak akan mengulangi pendekatan memberikan sinyal penurunan suku bunga yang jelas seperti tahun lalu. Sebaliknya, ia mungkin akan menekankan bahwa The Federal Reserve (FED) akan terus memantau data ekonomi dengan cermat, serta menjaga fleksibilitas dan adaptabilitas kebijakan. Sikap hati-hati ini mungkin akan mengecewakan beberapa pelaku pasar yang mengharapkan penurunan suku bunga segera.
Bagaimanapun, pidato Powell kali ini tidak diragukan lagi akan menjadi indikator penting bagi pasar keuangan global, dan dampaknya mungkin akan bertahan cukup lama. Investor dan pembuat kebijakan akan memantau pidato ini dengan cermat untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan moneter Amerika di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Malam ini pukul 22:00, fokus pasar keuangan global akan berkumpul di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat. Ketua Federal Reserve (FED) Powell akan memberikan pidato utama terakhirnya selama masa jabatannya di konferensi tahunan bank sentral global. Pidato ini akan berfokus pada prospek ekonomi Amerika Serikat dan tinjauan kerangka kebijakan moneter, yang bukan hanya merupakan ringkasan dari delapan tahun masa jabatan Powell, tetapi juga analisis mendalam tentang evolusi kebijakan FED.
Salah satu kebijakan paling mencolok selama masa jabatan Powell adalah penerapan sistem target inflasi rata-rata yang fleksibel selama pandemi pada tahun 2020. Keputusan ini memungkinkan tingkat inflasi untuk sementara melampaui target 2%, tetapi kemudian menyebabkan inflasi melonjak di atas 10%, memaksa Bank Sentral untuk memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif.
Pada konferensi Jackson Hole tahun lalu, pidato Powell memicu reaksi hebat di pasar global. Dia mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan segera terjadi, pernyataan ini secara langsung mendorong tindakan penurunan suku bunga pada bulan September, yang memicu rebound kuat di pasar saham global.
Tahun ini situasinya cukup mirip dengan tahun lalu. The Federal Reserve (FED) telah mempertahankan suku bunga tetap sejak awal tahun, dan pasar secara umum mengharapkan bahwa pertemuan kebijakan moneter pada bulan September mungkin akan menjadi titik balik. Namun, berbeda dengan tahun lalu, ekonomi Amerika saat ini masih menunjukkan kekuatan, dan tekanan inflasi tetap ada. Ini membuat Powell mungkin akan lebih berhati-hati dalam pidatonya kali ini.
Mengingat situasi ekonomi saat ini, Powell kemungkinan besar tidak akan mengulangi pendekatan memberikan sinyal penurunan suku bunga yang jelas seperti tahun lalu. Sebaliknya, ia mungkin akan menekankan bahwa The Federal Reserve (FED) akan terus memantau data ekonomi dengan cermat, serta menjaga fleksibilitas dan adaptabilitas kebijakan. Sikap hati-hati ini mungkin akan mengecewakan beberapa pelaku pasar yang mengharapkan penurunan suku bunga segera.
Bagaimanapun, pidato Powell kali ini tidak diragukan lagi akan menjadi indikator penting bagi pasar keuangan global, dan dampaknya mungkin akan bertahan cukup lama. Investor dan pembuat kebijakan akan memantau pidato ini dengan cermat untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan moneter Amerika di masa depan.