Baru-baru ini, industri kartu pembayaran Aset Kripto menunjukkan tanda-tanda penurunan yang jelas. Beberapa perusahaan, yang dipimpin oleh Infini, telah mengumumkan penghentian layanan untuk pengguna individu, dengan alasan utama termasuk biaya kepatuhan yang tinggi, margin keuntungan yang tipis, dan beban kerja operasional yang berat.
Fenomena ini mencerminkan tantangan sistemik yang dihadapi oleh industri kartu pembayaran enkripsi. Di hulu, terhambat oleh jaringan pembayaran tradisional dan sistem perbankan, meskipun mengadopsi model "penerbitan kartu sebagai layanan" yang menurunkan hambatan masuk, namun juga memperpanjang rantai bisnis. Biaya jaringan 1-3%, ditambah dengan biaya konversi dan pengelolaan akun, sangat menggerogoti ruang keuntungan, sementara biaya tetap sulit untuk dikurangi.
Kasus OneKey, Binance, dan Visa-WaveCrest semakin mengonfirmasi kesulitan yang dihadapi industri. Persyaratan KYC (Kenali Pelanggan Anda) dan AML (Anti Pencucian Uang) yang ketat, ditambah dengan lingkungan regulasi yang berbeda di setiap wilayah, memberikan tekanan besar bagi perusahaan. Selain itu, area abu-abu yang melibatkan stablecoin seperti USDT dan risiko hukum yang potensial, semakin memperburuk ketidakpastian industri.
Dalam konteks ini, kartu pembayaran enkripsi tampaknya lebih cocok sebagai alat operasional bagi pengguna bursa terpusat (CEX). Misalnya, bursa seperti Bybit, Bitget, dan Coinbase sedang merencanakan untuk meluncurkan kartu pembayaran mereka sendiri. Tren ini mungkin menyebabkan industri secara bertahap menuju oligopoli.
Namun, masalah yang lebih mendalam terletak pada permainan antara keuangan kripto dan sistem keuangan tradisional. Desentralisasi keuangan (DeFi) yang mengejar de-fiksasi dan penyelesaian langsung di blockchain masih menghadapi banyak tantangan, sementara mencoba melakukan integrasi vertikal dalam sistem yang ada dapat membawa biaya yang lebih tinggi.
Penurunan industri kartu pembayaran enkripsi menunjukkan kompleksitas penggabungan teknologi blockchain dengan sistem keuangan tradisional. Di masa depan, bagaimana menemukan titik keseimbangan antara kepatuhan, efisiensi, dan inovasi akan menjadi arah yang perlu dieksplorasi bersama oleh seluruh industri keuangan kripto.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
OnchainDetectiveBing
· 4jam yang lalu
Kepatuhan biaya terlalu tinggi, jadi tidak main lagi.
Lihat AsliBalas0
degenwhisperer
· 4jam yang lalu
Seluruh kartu pembayaran adalah sebuah proposisi yang salah.
Lihat AsliBalas0
ApeShotFirst
· 4jam yang lalu
Makanya, aku ditolak saat mengajukan kartu tahun lalu. Investor ritel memang malang 555
Baru-baru ini, industri kartu pembayaran Aset Kripto menunjukkan tanda-tanda penurunan yang jelas. Beberapa perusahaan, yang dipimpin oleh Infini, telah mengumumkan penghentian layanan untuk pengguna individu, dengan alasan utama termasuk biaya kepatuhan yang tinggi, margin keuntungan yang tipis, dan beban kerja operasional yang berat.
Fenomena ini mencerminkan tantangan sistemik yang dihadapi oleh industri kartu pembayaran enkripsi. Di hulu, terhambat oleh jaringan pembayaran tradisional dan sistem perbankan, meskipun mengadopsi model "penerbitan kartu sebagai layanan" yang menurunkan hambatan masuk, namun juga memperpanjang rantai bisnis. Biaya jaringan 1-3%, ditambah dengan biaya konversi dan pengelolaan akun, sangat menggerogoti ruang keuntungan, sementara biaya tetap sulit untuk dikurangi.
Kasus OneKey, Binance, dan Visa-WaveCrest semakin mengonfirmasi kesulitan yang dihadapi industri. Persyaratan KYC (Kenali Pelanggan Anda) dan AML (Anti Pencucian Uang) yang ketat, ditambah dengan lingkungan regulasi yang berbeda di setiap wilayah, memberikan tekanan besar bagi perusahaan. Selain itu, area abu-abu yang melibatkan stablecoin seperti USDT dan risiko hukum yang potensial, semakin memperburuk ketidakpastian industri.
Dalam konteks ini, kartu pembayaran enkripsi tampaknya lebih cocok sebagai alat operasional bagi pengguna bursa terpusat (CEX). Misalnya, bursa seperti Bybit, Bitget, dan Coinbase sedang merencanakan untuk meluncurkan kartu pembayaran mereka sendiri. Tren ini mungkin menyebabkan industri secara bertahap menuju oligopoli.
Namun, masalah yang lebih mendalam terletak pada permainan antara keuangan kripto dan sistem keuangan tradisional. Desentralisasi keuangan (DeFi) yang mengejar de-fiksasi dan penyelesaian langsung di blockchain masih menghadapi banyak tantangan, sementara mencoba melakukan integrasi vertikal dalam sistem yang ada dapat membawa biaya yang lebih tinggi.
Penurunan industri kartu pembayaran enkripsi menunjukkan kompleksitas penggabungan teknologi blockchain dengan sistem keuangan tradisional. Di masa depan, bagaimana menemukan titik keseimbangan antara kepatuhan, efisiensi, dan inovasi akan menjadi arah yang perlu dieksplorasi bersama oleh seluruh industri keuangan kripto.